Sabtu, 25 Januari 2014

SHALAT SUNNAH

Shalat Istisqa' dan doanya
Di abad modern ini, di zaman yang penuh dengan kezaliman. Khususnya di kota-kota besar kita sering dihadapkan pada kehidupan yang keras, penuh dengan persaingan yang tak sehat bahkan kezaliman dan kejahatan juga tak jarang menyambar kehidupan kita. Bagi yang hidupnya masih merasa aman dari kejahatan dan kezaliman, tentu kita harus punya senjata yang ampuh sebagai perisai sewaktu-waktu kejahatan dan kezaliman menyambar kehidupan kita dan keluarga kita.
Berikut ini adalah salah satu model shalat dan doa yang ampuh untuk menangkal kejahatan dan kezaliman manusia. Shalat dan doa ini telah ditajrib (dieksperimen) oleh para ulama, kaum mukminin dan mukminin. Shalat dan doa ini dikutip dari suatu kitab yang merupakan kumpulan shalat, doa dan zikir yang telah ditajrib, yaitu kita Mujarrabat Imamiyah.
Shalat dan doa ini diajarkan oleh Imam Mahdi (‘aj) dalam suatu riwayat hadis yang diriwayatkan oleh Sayyid yang mulia Ibnu Thawus dari Imam Mahdi (‘aj). Imam Al-Mahdi (‘aj) berkata:
“Barangsiapa yang mempunyai hajat kepada Allah swt, maka mandilah pada malam Jum’at sesudah tengah malam kemudian pergi ke tempat shalat. Lakukan shalat dua rakaat. Rakaat pertama, membaca surat Fatihah, dan ketika membaca Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (ulang 100 kali, kemudian sempurnakan bacaan Fatihah), kemudian membaca surat Al-Ikhlash (1 kali). Rakaat kedua: sama dengan rakaat yang pertama. Setiap ruku’ dan sujud membaca Tasbih (7 kali). Dan sesudah shalat membaca doa berikut :
اَللَّهُمَّ اِنْ اَطَعْتُكَ فَالْمَحْمَدَةُ لَكَ، وَاِنْ عَصَيْتُكَ فَالْحُجَّةُ لَكَ، مِنْكَ الرَّوْحُ وَمِنْكَ الْفَرَجُ. سَبْحَانَ مَنْ اَنْعَمَ وَشَكَرَ، سَبْحَانَ مَنْ قَدَرَ وَغَفَرَ. اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتُ عَصَيْتُكَ فَاِنِّي قَدْ اَطَعْتُكَ فِي اَحَبِّ اْلأَشْيَآءِ اِلَيْكَ، وَهُوَ اْلإِيْمَانُ بِكَ، لَمْ اَتَّخِذْ لَكَ وَلَدًا، وَلَمْ اَدْعُ لَكَ شَرِيْكًا، مَنًّا مِنْكَ بِهِ عَلَيَّ لاَ مَنًّا عَلَيْكَ. وَقَدْ عَصَيْتُكَ يَااِلَهِي عَلَى غَيْرِ وَجْهِ الْمُكَابَرَةِ، وَلاَ الْخُرُوْجِ عَنْ عُبُوْدِيَّتِكَ، وَلاَ الْجُحُوْدِ لِرُبُوبِيَّتِكَ، وَلَكِنْ اَطَعْتُ هَوَايَ وَاَزَلَّنِي الشَّيْطَانُ، فَلَكَ الْحُجَّةُ عَلَيَّ وَالْبَيَانُ. فَإِنْ تُعَذِّبْنِي فَبِذُنُوبِي غَيْرَظَالِمٍ، وَإِنْ تَغْفِرْلِي وَتَرْحَمْنِي فَإِنَّكَ جَوَادٌ كَرِيْمٌ، يَا كَرِيْمُ يَا كَرِيْمُ ...
Allâhumma in atha`tuka falmahmadatu laka, wa in `ashaytuka falhujjatu laka, minkar rawhu wa minkal faraju. Subhâna man an`ama wa syakara. Subhâna man qadara wa ghafara.  Allâhumma in kuntu `ashaytuka fainni qad atha`tuka fi ahabbil asyyâi ilayka wa huwal îmânu bika, lam attakhidz laka waladan, wa lam ad`u laka syarîkan. Mannan minka bihi `alayya, lâ mannan minnî bihi `alayka.  Wa qad `ashaytuka yâ Ilahî `ala ghayri wajhil mukabarah, wa lal khurûji `an `an `ubudiyyatika, walal juhûdi lirubûbiyyatika, walakin atha`tu hawâya, wa azallanîsy syaythânu, falakal hujjatu `alayya wal bayân. Fain tu`adzdzibnî fabidzunûbî ghayra zhâlimin. Wa in taghfirlî wa tarhamnî fainna-Ka Jawâdun Karîmun, yâ Karîm, yâ Karîm …

Ya Allah, jika aku mentaati-Mu maka segala puji bagi-Mu, jika aku bermaksiat pada-Mu maka hujjah bagi-Mu. Dari-Mu segala kedamaian, dan dari-Mu segala kebahagiaan. Maha Suci Pemberi nikmat dan Yang Meridhai, Maha Suci Yang Menentukan takdir dan Maha Pengampun.
Ya Allah, ketika aku bermaksiat pada-Mu sebenarnya aku mentaati-Mu karena aku mencintai sesuatu yang beriman kepada-Mu. Aku tidak mempercayai bahwa Engkau beranak, tidak menganggap Engkau punya sekutu. Semua karunia yang datang padaku itu dari-Mu, bukan karena kemampuanku.

Ya Ilahi, aku telah bermaksiat pada-Mu bukan karena aku sombong, bukan karena aku keluar dari ubudiyah-Mu, dan bukan karena aku menentang rububiyah-Mu, tetapi karena aku patuh pada hawa nafsuku dan setan menggelincirkanku, sehingga hujjah dan ketentuan-Mu berlaku padaku.
Jika Engkau siksa daku, itu karena dosa-dosaku, bukan Engkau yang zalim. Jika Engkau ampuni daku dan Kau sayangi daku, maka sesungguhnya Engkau Maha Dermawan dan Maha Mulia, ya Karim ya Karim ...

(Kalimat ya Karim diulang-ulang dengan tidak bernafas dan semampu nafas Anda). Kemudian bacalah doa berikut :

يَاآمِنًا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ، أَسْئَلُكَ بِأَمْنِكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ، وَخَوْفٍ كُلُّ شَيْءٍ مِنْكَ، وَكُلُّ شَيْءٍ مِنْكَ خَآئِفٌ حَذِرٌ، اَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَاَنْ تُعْطِيَنِي آمَانًا لِنَفْسِي وَأَهْلِي وَوَلَدِي وَسَآئِرِ مَااَنْعَمْتَ بِهِ عَلَيَّ حَتَّى لاَأَخَافَ اَحَدًا، وَلاَ اَحْذَرَ مِنْ شَيْءٍ اَبَدًا، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ، يَا كَافِيَ اِبْرَاهِيْمَ نَمْرُوْدَ وَيَا كَافِيَ مُوسَى فِرْعَوْنَ وَيَا كَافِيَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ اْلأَحْزَابَ، اَسْئَلُكَ اَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، وَاَنْ تَكْفِيَنِي شَرَّ (فُلاَنِ بْنِ فُلاَنٍ(

Yâ Aminan min kulli syay-in, as-aluka biamnika min kulli syay-in, wa khawfin kulli syay-in minka, wa kullu syay-in minka khâifun hadzirun, an tushalliya `ala Muhammadin wa âli Muhammad wa an tu`thiyanî âmânan linafsî wa ahlî wa waladî wa sâiri mâ an`amta bihi `alayya hattâ lâ akhâfa ahadan, walâ ahdzira min syay-in abadan, inna-Ka `ala kulli syay-in Qadîr. Hasbunallâhu wa Ni`mal wakîl. Yâ Kâfiya Ibrâhîma Namrûda, wa yâ Kâfiya Mûsâ Fir`awna, wa yâ Kâfiya Muhammadin shallallâhu `alayhi wa âlihi al-ahzâba. As-aluka an tushalliya `ala Muhammadin wa âli Muhammad wa an takfiyanî syarra (fulan bin fulan).

Wahai Pemberi keamanan dari segala sesuatu, aku memohon pengamanan-Mu dari segala sesuatu dan segala yang menakutkan, karena segala yang menakutkan itu takut kepada-Mu. Sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan karuniakan padaku keamanan untuk diriku, keluargaku, anakku, dan seluruh kenikmatan yang telah dikaruniakan padaku. Sehingga aku tidak takut kepada siapapun, dan tidak khawatir terhadap sesuatu apa pun selamanya, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu, cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung. Wahai Yang Memberi pertolongan kepada Ibrahim terhadap Namrud, wahai Yang Memberi pertolongan kepada Musa terhadap Fir’un, wahai Yang Memberi pertolongan kepada Muhammad terhadap semua lawan pasukannya, aku memohon kepada-Mu sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan bantulah aku terhadap keburukan Fulan bin Fulan.
Dengan shalat dan doa ini, Allah akan segera memberi pertolongan terhadap orang yang ditakutkan keburukannya, insya Allah.
Kemudian sujudlah dan mohonlah hajatmu. Rendahkan dirimu di hadapan Allah, sesungguhnya tidak ada seorangpun mukmin dan mukminah yang melakukan shalat dan doa ini secara tulus-ikhlas, kecuali dibukakann baginya pintu-pintu langit untuk diijabah. Permohonannya akan diijabah di saatnya dan malamnya sebagai karunia Allah untuk kami dan manusia.” (Mujarrabat Imamiyah: 130).


Wassalam,


Jumat, 24 Januari 2014

KHUTBAH JUM'AT


Imbalan untuk Lima Perkara
اَلْحَمْد لِلَّهِ الَّذِ يْ يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ الْمُتَوَاضِعِيْنَ, وَيَكْرَهُ مِنْ خَلْقِهِ الْمُتَكَبِّرِيْنَ,  لَااِلَهَ اِلَّا اللَّهُ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِيْ  مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ .  أَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللَّهُ الْكَبِيْرُ الْمُتَعَالِ .   وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًارَسُوْلُ اللَّه مَظْهَرُالتَّوَاضُعِ وَمَنْبَعُ الْكَمَالْ .  اَللَّهُمَّ صَـلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَـيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِـهِ وَاَصْـحَـابِهِ الَّذِيْنَ هَدَاهُمُ اللَّهُ فَكَانُوْا قَادَةً مُتَوَاضِعِيْنَ . وَأَئِمَّةً هُدَاةً مُرْشِدِيْنَ .  أَمَّ بَعْدُ :  فَيَا عِبَادَاللَّهِ ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ أَوَّلاً بِنَقْوَى اللَّهِ تَعَالَى وِطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.وَقَالَ اَيْضًا ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ.

 
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Alhamdulillah di hari Jum’at ini kita masih dapat bersama-sama melakukan shalat jum’at berjama’ah. Semoga hal ini dapat menjadi pemompa semangat kita bersama dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt. Sesungguhnya hanya kepada Allah-lah manusia dan segala makhluk yang ada menyandarkan diri. Karena hanya Allah yang Maha Sempurna. Sempurna pengampunan-Nya, sempurna nikmat-Nya, sempurna rizqi-Nya dan sempurna kebijaksanaan-Nya. Begitu sempurnanya kebijakan itu, hingga tidak ada amal yang dilakukan manusia tanpa ada imbalannya. Berikut 5 imbalan yang dimaksud :

Pertama, Allah swt telah menyiapkan tambahan rizqi bagi mereka yang bersyukur. Ini merupakan janji Allah swt yang termaktub dalam al-Qur’an dalam ayat yang berbunyi
لَئِنشَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ, jikalau engkau bersyukur pasti akan aku tambah nikmatmu. Tambahan ni’mat di sini bersifat pasti.
Kedua, Allah swt siapkan pengabulan bagi mereka yang telah berdo’a. Ini juga merupakan bukti dari janji Allah yang akan selalu mengabulkan do’a-do’a hambanya sebagaimana tercatat dalam al-Qur’anادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ.. (mintalah kalian kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkan (permintaan) kalian semua…Akan tetapi, seringkali terbersit dalam hati sebuah pertanyaan. Mengapa banyak do’a dan permintaan hamba yang tidak dikabulkan? Bukankah Allah berjanji akan mengabulkan segala permintaan. Dan bukankah Allah tidak pernah menyalahi janjinya (innallaha la yuhliful mi’ad). Lantas bagaimana kita memahami realita ini?
Seorang ulama menjelaskan bahwasannya Allah pasti akan mengabulkan segala permohonan do’a hamba-Nya. Karena Allah itulah yang ia janjikan dalam al-Qur’an, dan Allah bukanlah dzat yang mengingkari janji. Hanya saja yang harus dimengerti bahwa tidak semua do’a dikabul dan diterimakan kepada hamba-Nya di dunia ini. Kadang kala setengah dari permintaan itu dikabul di dunia dan setengah sisanya nanti akan diberikan di akhirat. Atau bisa saja sepertiga di terima di dunia dan dua pertiga dari permintaan itu akan dihibahkan oleh Allah diakhirat nanti.
Bukankah kita sering berdo’a memohon sesuatu yang hasilnya tidak seperti yang kita inginkan. Kita kadang berdo’a agar diberikan motor baru, tetapi yang diberikan oleh-Nya hanya motor bekas. Atau kadang kita meminta do’a agar memiliki istri yang cantik dan shalehah, tetapi kita diberi istri yang shalehah saja. terkadang juga sebaliknya, berharap kita memiliki anak shaleh dan Allah memberi kita anak yang shaleh.
Sebagaimana harapankitamemiliki hunian sederhana dan Allah memberi kita rumah sederhana.Begitu seharusnya cara kita memahami konsep ijabah dan do’a. Yakinlah apa yang ditentukan Allah kepada kita saat ini adalah yang terbaik. Percayalah bahwa di balik pemberian itu ada hikmah yang amat sangat besarnya.
Olehkarena itu Rasulullah saw dalam sebuah haditsnya memberikan ajaran yang sangat bagus untuk kita teladani, sebuah do’a yang berbunyi:
اَلًلهُمِ إنًى أًسْأَلكَ نَفْسًا مُطْمَئِنَّةً تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ وَتَقْنَعُ بِأَعْطَائِكَ
Ya Allah Aku sungguh memohon kepadamu jiwa yang tenang yang percaya akan adanya kesempatan berjumpa dengan-Mu, dan (jiwa) yang rela atas segala keputusan-Mu, dan (jiwa) yang lapang atas segala pemberian-MU.

Hadirin Jama’ah Jum’ah yang Dirahmati Allah
Ketiga, Allah swt siapkan ampunan bagi mereka yang beristighfar (meminta ampun). Demikianlah sebaiknya kita selalu beristighfar agar terbebas dari dosa-dosa kecil yang tidak terhindarkan oleh jiwa awam kita yang sering kali timbul karena lidah yang terpeleset, tangan yang jahil, hati yang dengki dan lain sebagainya.Allah telah menyiapkan ampunan bagi hamba-hamabanya yang mau mengaku bersalah dan meminta maaf kepada-Nya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah saw bersabda
لَوْ أَخْطَأْ تُمْ حَتَّى تَبْلُغَ خَطَايَاكُمُ السَّمَاءَ ، ثُمَّ تُبتُمْ ؛ لَتَابَ عَلَيْكُمْ
Andaikan kalian berbuat salah, dan kesalahan itu mencapai tingginya langit, kemudian engkau memohon ampunan, pastilah Allah mengampunimu semua.
Sayangnya, jarang sekali diri kita ini merasa salah dan berdosa, karena menganggap apa yang kita lakukan adalah sebuah kebiasaan yang tidak mengandung ma’syiat. Kita menganggap melihat gosip di media bukanlah dosa, padahal itu bentuk lain dari ghibah. Kita merasa hanya sekedar mengkritik, padahal kritikan kita tanpa bukti dan alasan yang kuat, itu merupakan miniatur dari fitnah. Kita menganggap biasa saja dengan pengeluaran belanja kita, padahal jika dipikir kembali apa yang telah kita beli bukanlah barang-barang primer, bukankah itu bagian dari kemubadziran? Astaghfirullahal ‘adhim…

Hadirin Jama’ah Jum’ah yang Dirahmati Allah
Keempat,Allah swt akan selalu membuka pintu yang lebar (menerima) bagi mereka yang melakukan pertaubatan insaf dari kesalahan. Tidak perlu hawatir mengenai dosa-dosa jikalau seseorang telah bertaubat pastilah Allah akan menerima taubat itu. Sebuah hadits qudsi menjelaskan kepada kita gambaran betapa Allah swt adalah Tuhan yang Maha-Maha Pemurah dan Penerima taubat hamba-Nya:
مَكْتُوْبٌ حَوْلَ الْعَرْشِ قَبْلَ أنْ تَخْلُقَ الدُّنْيَا بِأَرْبَعَةِ اَلاَفِ عَامٍ وَاِنىِّ لَغَفَّارٌ لِّمَنْ تَابَ وَأمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى .
“Telah tertulis di sekitar ‘arasy (terhitung) 4000 tahun sebelum dunia tercipta bahwa sesungguhnya Aku ini adalah Pengampun orang yang bertaubat dan beriman lagi beramal shaleh, dan Akupun memberi petunjuk”.
Memang bagi sebagian orang merasa bersalah itu mudah, tetapi bertekad untuk tidak mengulanginya kembali dan memang tidak mengulanginya lagi adalah sebuah kesulitan tersendiri. oleh karena itulah seringkali orang ‘alim berdo’a kepada Allah swt agar diberikan kesadaran untuk melakukan pertaubatan.
Karenakemampuan manusia untuk bertaubat datangnya hanya dari Allah swt.
Kelima, Allah swt siapkan imbalan spesial bagi mereka yang bersedekah. Imbalan itu sungguh spesial apabila sedekah yang dilakukan seorang hamba itu semata karena Allah Ta’ala. Baik imbalan di dunia maupun di akhirat. Dalam sebuah hadit diterangkan bahwa
مَا مِنْ عَبْدٍ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ يَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللهِ اِلَّا قَالَ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَبْدِى رَجَوْتَنِىْ فَلَنْ اَحْقِرَكَ حَرَّمْتُ جَسَدَكَعَلَى النَّارِ وَادْخُلْ مِنْ أَيِّى أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتَ .
Tidak seorangpun yang bersedekah semata karena Allah, kecuali di hari kiamat kelak Allah akan berkata “hambaku, kau mengharapkan-Ku, Aku pun tidak akan membiarkanmu terbakar. Aku haramkan jasadmu terbakar api neraka. Dan Aku persilahkan kau memilih pintu surga mana yang kau inginkan.
Begitulah janji Allah tentang imbalan di akhirat kelak, kepada mereka yang bersedekah. Sedangkan imbadal di dunia ini sudahlah jelas, kita semua telah mengerti bahkan seolah menjadi semboyan bahwa sedekah dapat menolak segala bala’ (kesialan). Assodaqatu tuhfi’ul bala’. 
Demikian, semoga uraian singkat ini dapat kita ambil hikmah dan manfaatnya. Amin 3X ya Rabbal ’amin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ .



Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًااَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى, وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ, وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ, وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ.
اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ .


KHUTBAH


بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

الْحَمْدَ لله الْقَاهِرِ فَوْقَ عِبَادِهِ عِزَّا وَسُلْطَانًاخَضَعَتْ لِعِزِّهِ وَسُلْطَانِهِ رِقَابُ الْجَبَابِرَةِ إِذْعَامًا.  وَدَلَّتْ عَلَى وَحْدَانِيَّتِهِ شَوَاهِدُ الْإِعْتِبَارِ عِيَانًا.  أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى سِرًّا وَإِعْلاَنًا.  وَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً أَرْجُوْبِهَا عِنْدَاللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِأَمْنًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَكْمَلُ النَّاسِ عَقْلاً وَأَرْجَحُهُمْ مِيْزَانًا.  اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمدٍ.  أَلْمُنَزَّلِ إِلَيْهِ الْكِتَابُ هُدًى وَتِبْيَانًا.  وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يَتَمَسَّكُوْنَ بَدِيْنِهِمْ وَكَا نُوْا أَنْصَارًابَيْنَهُمْ وَأَعْوَانًا.  وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًاكَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ اللَهُ إِتَّقُوااللَّهَ خَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وّأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.  وَاعْلَمُوْا أَنَّ شَهْرَكُمْ هَذَا شَهْرُ مَوْلِدِ نَبِيِّكُمُ الْكَرِيْمِ خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَلَكُمْ فِيْهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فَاتَبِعُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah 

Melalui mimbar ini saya wasiatkan kepada hadirin sekalian terutama kepada diri saya sendiri, Marilah kita selalu bertakwa kepada Allah SWT dengan pengertian takwa yang sebenar-benarnya, yaitu senantiasa melaksanakan semua perintah Allah dengan segala kemajuan dan kemampuan yang kita miliki, serta menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh kesabaran dan kesadaran. Juga dengan senantiasa mensyukuri semua nikmat dan karunia yang diberikan kepada kita. Karena hanya dengan demikian hidup kita akan selamat dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. Amin.

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah

Ketika memasuki bulan Rabiul Awal, umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan berbagai cara. Pembacaan Shalawat, Kitab-Kitab sirah Nabawiyah dan pengajian-pengajian yang mengisahkan sejarah Nabi Muhammad SAW menghiasi bulan Maulid. Inilah salah satu tanda kecintaan kita kepada baginda Rasulullah SAW

Adapun bagi para pencinta Rasulullah Muhammad SAW, Allah akan menganugerahkan:

1. Digabungkan bersamanya

Secara ruhaniyah di dunia dan secara hakiki di akhirat. Prinsipnya sama seperti bila kita mencintai sesuatu, yaitu: akan ada pembenaran atas apa yang diajarkan oleh yang kita cintai, perilaku, pikiran, perasaan dan tindakan juga sangat dipengaruhi oleh apa dan siapa yang kita cintai. Firman Allah :

`tBur ÆìÏÜム©!$# tAqߧ9$#ur y7Í´¯»s9'ré'sù yìtB tûïÏ%©!$# zNyè÷Rr& ª!$# NÍköŽn=tã z`ÏiB z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# tûüÉ)ƒÏdÅ_Á9$#ur Ïä!#ypk9$#ur tûüÅsÎ=»¢Á9$#ur 4 z`Ý¡ymur y7Í´¯»s9'ré& $Z)ŠÏùu .

 “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (Q.S: An-Nisa 69)

2. Kelezatan Lezatnya iman

Kelezatan iman dapat diilustrasikan dari kisah Bilal, yaitu : setelah Rasulullah SAW wafat, Bilal tidak mau lagi menyampaikan azan. Beberapa hari angkasa Madinah tidak mendengar suara Bilal. Atas desakan Fatimah, putri Nabi, Bilal mengumandangkan adzan Subuh. Seluruh Madinah terguncang. Bilal mulai dengan Allahu Akbar, lalu kalimah syahadat yang pertama. Begitu ia ingin menyebutkan kalimat syahadat kedua, suaranya tersekat dalam tenggorokan. Ia berhenti pada “Muhammad” dan setelah itu tangisannya meledak, diikuti oleh tangisan Fatimah dan seluruh penduduk Madinah al-Munawwarah. Ikrar iman dalam ucapan syahadat membuat rasa rindu semakin terasa lezat.

Rasulullah saw bersabda: “Ada 3 hal yang bila ada semuanya pada diri seseorang, ia akan merasakan manisnya iman : Pertama, Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari apapun selain keduanya. Kedua, ia mencintai orang semata-mata karena Allah. Ketiga, ia benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya seperti ia benci untuk dilemparkan kedalam api neraka.” (HR. Bukhari)

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah

3. Kecintaan dari Allah SWT

Karena Nabi Muhammad SAW adalah mahluk yang paling dicintai Allah SWT. Siapapun yang mencintai Nabi, menyayangi, merindui kekasih Allah, tentu akan mendapat pula kecintaan dari Allah SWT.

4. Balasan cinta Rasulullah SAW

Tidak ada pencinta Nabi saw yang bertepuk sebelah tangan. Dalam riwayat yang telah diceritakan sebelumnya, betapa Rasulullah Muhammad SAW merindukan pertemuan dengan umat yang mencintainya.

Terkisah pula pada detik-detik Nabi menjelang wafat, sahabat Ali R.A mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii?” – “Umatku, umatku, umatku?”

Betapa cintanya beliau pada umatnya. Akankah kita membalas cintanya dengan menyebut nama beliau disisi Allah SAW menjelang ajal kita?

5. Mendapatkan Syafaat (pembelaan)-nya yang agung.

Yaitu bantuan Nabi Muhammad SAW dengan izin Allah untuk meringankan dan bahkan menghapuskan hukuman bagi para pendosa, bukannya tidak mungkin seseorang bisa masuk surga tanpa dihisab bila pembelaan Rasulullah Muhammad SAW diterima oleh sang Khalik.

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah

Ketika menjelang bulan Maulid Nabi .. . Apa kita akan merasa santai-santai saja seakan-akan sama saja seperti hari-hari  yang lain? Apa kita bersikap lebih pasif atau diam diri saja dalam menyambutnya dibanding umat nasrani yang begitu antusias menyambut Natal sebagai kelahiran Nabi Isa a.s?

Apa kita tidak tergerak untuk lebih bersuka cita pada hari mulia Maulid Nabi? Hari kelahiran Junjungan kita yang begitu mulia, Muhammad Rasulullah  SAW. Lahirnya seorang utusan Allah ke dunia yang membawa perubahan besar yang sangat fenomenal dalam tatanan hidup kita, sebuah ajaran yang membawa kita untuk ditempatkan di tingkat yang tinggi dan dicintai oleh Khaliknya!!

Walaupun Nabi Muhammad SAW sudah tiada, mungkin justru karena itulah kita perlu bersyukur akan keberadaan kita sekarang dengan beriman kepadanya dan menjalankan sunnah-sunnah yang telah beliau contohkan.

Ma’asyiral muslimin jama’ah jum’ah rahimakumullah     

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ya Allah, kami merindukanmu wahai Rasulullah, Kami mendambakan pertemuan denganmu ya Nabi Allah. Ya Allah, di bulan kelahiran kekasih-Mu kubermohon. Ya Allah ya Rohman ya Rohim, tanamkan Aqidah Iman sedalam-dalamnya pada diriku Keluargaku dan Saudara-saudaraku serta Kaum Muslimin dan Muslimat untuk senantiasa mencintai-Mu dan Nabi Muhammad SAW, lebih dari apapun di alam semesta ini, Amin ya Rabbal ‘alamiin.  

بَارَكَ اللَّهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْأَنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ, وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ .


DO’A

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. قَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ, اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْ مَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِهُدَاكَ وَاجْعَلْعَمَلَهُ فِيْ رِضَاكَ، وَارْزُقْهُ الْبِطَانَةَ الصَّالِحَةَ النَاصِحَةَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَّبَّنَآإِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَأَمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْعَنْ سَيِّأَتِـنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ. رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّ الِّلَّذِيْنَ أَمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُفٌ رَّحِيْمٌ   رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.


Delapan Hal yang Membatalkan Puasa

Delapan Hal Yang Membatalkan Puasa Selain harus melaksanakan kewajiban-kewajiban pada saat puasa, kita juga dituntut untuk menjaga diri da...