Sabtu, 12 Juli 2014

BERHATI-HATILAH DENGAN SESUATU KENIKMATAN, PUJIAN DAN SANJUNGAN

BERHATI-HATILAH DENGAN SESUATU KENIKMATAN, PUJIAN DAN SANJUNGAN


Menurut Abdullah bin Mas’ud r.a. bahwa kita akan mengalami kerugian akibat kenikmatan, sering terkena fitnah akibat pujian dan tertipu akibat aib kita ditutupi oleh Allah.  Maksud dari “mengalami kerugian akibat kenikmatan” adalah karena telah mendapatkan berbagai macam kenikmatan, mendapatkan kemudahan, perlindungan dan keselamatan akhirnya banyak diantara kita menjadi lupa diri siapakah yang mengatur dan memberikan semua itu. Yang seharusnya kita semua bersyukur kepada Allah, bahkan yang terjadi malahan sebaliknya menjadi kufur nikmat.  

Kemudian yang dimaksud dengan “fitnah akibat pujian adalah kebanyakan di antara kita kalau sudah dipuji atau dianjung orang lain hati terasa terbang di awang-awang, merasa berbunga-bunga sampai saking asyiknya mendapatkan pujian ,sanjungan dan rayuan, lalu menjadi mabuk dan menjadi lupa diri. Disinilah mulai fitnah datang kepada kita karena kita sudah terbuai oleh pujian, sanjungan dan rayuan.  

Kemudian yang dimaksud dengan “ tertipu akibat aib kita tertutupi oleh Allah  adalah harus kita akui dan sadari bahwa semua yang namanya manusia itu tidak akan luput dari sifat lalai , lupa , kesalahan dan dosa. Kalau dengan sesama kita tidak ada masalah, bahkan kita benar-benar kita dihargai, dihormati, disegani oleh teman-teman yang lain, namun dalam pandangan Allah sungguh telah banyak kelalaian yang telah kita lakukan, telah banyak kesalahan yang telah kita kerjakan, telah banyak dosa dosa yang telah kita perbuat, namun dengan sifat Kasing Sayang-Nya, dengan Kekuasaan dan Kebijaksanaan Allah, semuanya itu tertutupi. 

Karena semuanya selalu tertutupi, terlindungi, bagi yang kurang rasa sadar dirinya bahkan diteruskan perbuatan buruk itu, suatu perbuatan aib yang akan mencelakakan dirinya itu ditumbuh kembangkan, Inilah yang dimaksud dengan kerugian akibat kenikmatan. 

Seharusnya semakin banyak kekasalahan, kekeliruan, dosa-dosa dilakukan harus semakin takut kepada Allah, bukan semakin berani berbuat. Di dunia Allah masih membiarkannya, ditunggu dengan Maha Sabarnya kapan akan berobah sikapnya. Tapi setelah di akhirat Allah sikapnya lain lagi. Tegas artinya tidak bisa ditawar-tawar, tidak bisa ditebus dengan apapun, walau sanak familinya menolong dengan membantu doa, kalau Dia tidak mengabulkan ,maka tetap tidak ada penolong atau pelindung.


Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Delapan Hal yang Membatalkan Puasa

Delapan Hal Yang Membatalkan Puasa Selain harus melaksanakan kewajiban-kewajiban pada saat puasa, kita juga dituntut untuk menjaga diri da...